Rabu, 04 Maret 2009

MULAI 2009, POSO ANTAR PULAUKAN BERAS


MULAI 2009, POSO AKAN ANTAR PULAUKAN BERAS

Poso, 4 Maret - Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang selama ini pas-pasan dalam memproduksi beras untuk kebutuhan masyarakatnya, mulai tahun 2009 akan terlibat untuk pertama kalinya dalam antarpulau beras (move nasional) Bulog, karena pengadaan beras yang direncanakan jauh melebihi kebutuhan lokal.
"Kita akan mengadakan beras (prognosa) sebanyak 10.000 ton tahun ini, sementara kebutuhan ril masyarakat lokal, terutama untuk beras miskin (Raskin) tinggal sekitar 4.000 ton," kata Kepala Bulog Sub Divre I Poso, H Mansyur di Poso, Rabu.
Selama ini, kata Mansyur, pengadaan beras di Poso hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal, bahkan hingga tahun 2007, masih mendatangkan beras dari luar daerah karena pengadaan lokal hanya sekitar 2.000 ton pertahun.
Namun mulai tahun 2008, pengadaan berhasil digenjot menjadi 6.109 ton tapi jumlah itu hanya impas dengan kebutuhan lokal terutama untuk raskin sebanyak 575 ton perbulan guna melayani 36.000 RTS di Kabupaten Poso, Tojo-Unauna dan Moworali.
"Tahun ini, kita akan siap untuk 'move nasional' sekitar 5.000 sampai 6.000 ton," ujar Mansyur dan menambahkan, kebutuhan beras untuk Raskin 2009 tinggal sekitar 4.000 ton sementara stok yang ada di gudang Bulog Poso saat ini masih 4.000 ton lebih.
Itu berarti, prognosa yang tersisa sebanyak 9.500 ton lagi, sebagian besar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah lain yang kekurangan beras dan sisanya untuk stok siaga.
Menurut Mansyur, pengadaan beras di Poso dalam dua tahun terakhir melonjak drastis setelah Bulog giat melakukan sosialisasi peran Bulog dalam pengadaan beras dengan harga pasti dan tinggi serta tidak pernah menunda pembayaran kepada petani.
Selama ini, kata mantan Menejer Gudang di Bulog Divre Sulawesi Selatan itu, masyarakat Poso kurang mengetahui bahwa Bulog juga berperan membeli beras dengan harga pembelian pemerintah (HPP), sehingga sebagian besar petani menjual berasnya ke pedagang. Selain itu, Pemkab Poso melalui Badan Ketahanan Pangan mulai tahun 2008 membangun pola kemitraan antara pemerintah, Bulog dan petani dimana Pemkab mengalokasikan dana pembinaan budidaya dan pasca panen melalui kelompok tani dimana hasil produksinya dijual kepada Bulog.
Kendala yang masih cukup menonjol dalam meningkatkan pembelian beras petani di Poso adalah belum tersedianya penggilingan gabah yang mampu menghasilkan beras sesuai standar kualitas yang diminta Bulog.
Karena itu, para mitra Bulog umumnya membeli beras berdasarkan tabel rafaksi untuk kemudian mengolahnya kembali agar memenuhi syarat yang ditetapkan Bulog.
Khusus mengenai Raskin, Bulog Poso telah merealisasi penyaluran sebanyak 1.150 ton yang tersebar di Kabupaten Poso 14.753 RTS, Tojo Una-Una 11.622 RTS dan Morowali 12.006. Kabupaten Tojo-Unauna dan Morowali adalah pemekaran dari Kabupaten Poso.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar