Rabu, 25 Februari 2009

AGENDA PEMDA POSO MINGGU KE 4 BULAN FEBRUARI 09

AGENDA PEMDA POSO MINGGU INI
Kamis 26 Februari 2009
-Pelantikan PPS, KPPS, Poso Kota bersatu, Poso Pesisir, Lage di Gedung Sanggar Pemuda Jam 09.00 Wita

MAKAM SUKU ASLI POSO


makam leluhur suku asli poso di antara bebatuan gua

jika anda mengunjungi kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mampirlah ke gua latea di tentena.salah satu pilihan untuk melepaskan kepenatan sembari menelusuri masa lalu dengan pemandangan alam yang indah serta hawa udara yang segar.

suku Pamona, suku asli Poso mempunyai kebiasaan unik saat menguburkan keluarganya yang meninggal dunia jenazah diletakan di dalam peti kayu yang kemudian disimpan di dalam gua.

sisa-sisa tradisi suku pamona ini masih bisa kita saksikan di gua –gua pamona/salah satunya adalah Gua Latea, tentena sekitar 57 kilometer arah barat daya kota Poso.

Gua Latea adalah gua alam berupa bukit kapur yang usia genesisnya ditaksir tidak kurang dari 30 juta tahun silam. gua ini digunakan sebagai kuburan suku pamona leluhur orang pamona yang juga biasanya disebut orang Poso itu dulunya hidup di bukit-bukit, khususnya yang hidup di perbukitan Wawolembo.

sistem penguburan dengan menaruh jenazah di gua-gua itu baru berakhir sekitar abad ke-19 masehi, setelah para penginjil dari belanda menyebarkan agama kristen di wilayah ini. gua ini pernah mengalami keruntuhan batuan sekitar lebih 2000 tahun silam.

gua latea terdiri dari dua kamar utama kamar pertama terletak di kaki bukit di mana terdapat empat pasang peti jenazah dan 36 tengkorak manusia beserta rangkanya.
kamar kedua, terletak di atas bukit berisi di mana terdapat 17 pasang peti jenazah 47 buah tengkorak dan lima buah gelang tangan.

gua ini adalah kuburan leluhur suku pamona. cara penguburan zaman dulu masyarakat pamona ini sama seperti yang dilakukan di tanah toraja, sulawesi selatan. berdasarkan historisnya orang Pamona dan orang Toraja masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat.

tidak hanya di gua latea, kuburan nenek moyang orang pamona lainnya terdapat di gua pamona yang letaknya persis di tepi danau Poso, Tangkaboba nama gua itu, gua ini memiliki 12 ruang.

mengunjungi gua-gua kuburan leluhur suku asli Poso membuat pikiran lepas dari kepenatan rutinitas kerja sehari-hari.apalagi sejauh mata memandang kita dikelilingi danau poso yang bening dan hawa udara dingin yang segar.

SATU LAGI INVESTOR MASUK POSO


Satu Lagi Investor Asing Masuk Di Poso

Perusahaan asing, Ina International dari singapura pada hari, Jumat tanggal 21 Februari 2009 datang ke Poso. Kedatangan Presiden direktur Ina International Lim Tean, Direktur Ina, Shem Khoo, dan General Maneger Ina, Nefita Anastasia, langsung didampingi oleh Kabag Humas Kabupaten Poso, Amir Kiat, SH dalam rangka menyurvei lokasi-lokasi produksi.

Kedatangan Perusahaan Ina International di Poso ini, adalah tindak lanjut dari pertemuan dengan Bupati Poso, Drs. Piet Inkiriwang, MM serta kepala-kepala dinas terkait yang ada di jajaran Pemda Poso di Hotel Mulia Senayan Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungan di Poso mereka sangat tertarik dengan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Poso, yang dinilai sampai sekarang masih kurang digali potensi-potensi untuk dijadikan komoditi agro-bisnis.

Setelah survey langsung ke lokasi-lokasi produksi. interest perusahaan Ina International di Poso mengarah ke ekspor ikan sidat (Sogili, salah satu khas spesis ikan yang hanya ada di poso) di danau Poso serta di aliran sungai Poso, peternakan sapi di padang Didiri Pamobna Timur, kakao (coklat), serta tambang emas desa Mayoa.
Rencana eksis produksi PT Ina International segera dimulai bulan Maret depan dengan beberapa tahapan yang dimulai dari ekspor ikan sidat (sogili).

Bupati Poso melalui Kabag Humas Poso, Amir Kiat, SH mengungkapkan sangat mendukung serta menyambut baik hadirnya lagi investor baru di Poso ini. dan kepada para investor diharapkan segera melakukan program-program kerja mereka sesuai dengan mekanisme yang telah ada. “Poso telah kian aman, para investor tak perlu lagi takut untuk berinvestasi di Poso, karena masih banyak lahan dan potensi lain yang ada disini” tutup amir .

PIET BUKA RAKOR PERSIAPAN KAMPANYE PEMILU 2009

Bupati Poso Membuka Rakor Persiapan Kampanye Pemilu 2009

Pelaksanaan rapat koordinasi (Rakor) persiapan kampanye menjelang pemilihan umum (Pemilu) tahun 2009 sebagai upaya untuk menyatukan/menyamakan persepsi, agar sebelum maupun saat menjelang kampanye dan pelaksanaan pemilu tidak akan mendapatkan kendala ataupun halangan baik dari segi teknis pengamanan maupun aturan dan ketentuan yang berlaku.
Saat pelaksanaan rakor tersebut, Ketua KPU Provinsi Sulteng yang diwakili Yasin Mangun,S.Sos, menyampaikan, kepada partai politik (Parpol) agar lebih siap dan menyusun jadwal kampanye, dan selalu berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Begitu pula pihak KPU Poso sebagaimana tim sosialisasi terpadu melakukan koordinasi dengan pihak keamanan baik Polri dan dinas terkait, melalui tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan kampanye, sehingga pelaksanaan pemilu nanti akan berjalan aman dan lancar.
Olehnya, Yasin Mangun mengatakan, sebagaimana aturan dan ketentuan yaitu pegawai negeri sipil (PNS) agar jangan terlibat saat dalam pelaksanaan kampanye, maupun melibatkan atribut/fasilitas yang berhubungan dengan aset-aset pemerintah.
Disamping itu Ketua KPU Poso Iskandar Lamuka,SH, juga menambahkan, KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum mempunyai tugas dan wewenang menyusun serta menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap- tiap jadwal kampanye rapat umum pemilu tahun 2009 ini, berlangsung selama 21 hari mulai tanggal 16 Maret sampai dengan 5 April 2009.
Menanggapi soal pegawai negeri sipil yang melakukan kampanye saat menjelang pemilu nantinya, Bupati Poso Drs. Piet Inkiriwang,MM menghimbau, “agar jangan ada PNS yang terlibat kampanye, apalagi menggunakan atribut maupun fasilitas dan aset pemerintah pada pelaksanaan kampanye. Jika ada PNS yang terlibat, saya akan mengambil tindakan tegas sesuai aturan dan ketentuan pegawai negeri sipil yang melanggar,” tegas Bupati Piet saat membuka rakor persiapan kampanye pemilu 2009, di ruang Pogombo Kantor Bupati Poso, Rabu 25 Februari 2009.
Olehnya, Bupati mengharapkan, sebagai pengamanan saat pelaksanaan kampanye maupun pemilu nantinya, Pemda Poso memberikan kesediannya kepada Polisi Pamong Praja agar menjalan tugasnya sebagai aparat pemerintah, begitu juga kepada pemerintah kecamatan maupun lurah lurah, untuk mengambil bagiannya dengan menjaga situasi dan keamanan di wilayahnya masing-masing. Sehingga pelaksanaan kampanye dan pemilu kedepan nantinya bisa berjalan aman dan lancar, sesuai harapan kita bersama di Bumi Sintuwu Maroso Poso.
Rakor ini dihadiri unsur Muspida Kabupaten Poso, Ketua Panwaslu Kabupaten Poso, Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Drs. Amdjad Lawasa,MM, para Asisten Setdakab Poso, kepala dinas, badan, dan bagian, serta para camat.

Selasa, 24 Februari 2009

RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN HUT POSO KE-114

Poso - Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Poso ke-114 yang jatuh pada tanggal 1 Maret 2009 tinggal beberapa hari lagi, untuk menyongsong pelaksanaan kegiatan HUT ini, maka panitia yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekab) Poso Drs. Amdjad Lawasa,MM mengadakan rapat untuk mengecek sudah sejauh mana kesiapan seksi-seksi yang ada pada panitia, yang berlangsung di ruang Pogombo, Kantor Bupati Poso, Senin 23 Februari 2009.

Rapat ini juga diikuti Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs. Lambang Bamonturu, Asisten Administrasi Umum Drs. Sinsigus Songgo, serta para kepala dinas, badan, kantor, dan para kepala bagian, Camat Poso Kota, Camat Poso Kota Utara, dan Camat Poso Kota Selatan, serta panitia lainnya.

Sekab Poso minta agar kepada panitia dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik, sehingga pelaksanaan peringatan Hut Kota Poso ke-114 dapat berjalan dengan lancar dan sesuai apa yang kita harapkan.

Sementara itu Kabag Humas Pemda Poso, Amir Kiat,SH, yang juga sebagai Ketua Seksi Acara, Publikasi dan Dokumentasi pada acara peringatan HUT Kota Poso 114, mengatakan, bahwa akan diadakan kegiatan olahraga yang meliputi jalan santai keluarga, gerak jalan variasi, tarik tambang, lari karung, lari marathon, panjat pinang, hadang, rintang, gaplek. Sedangkan kegiatan kesenian meliputi, lomba Maloko dan Festival Lagu Daerah, serta lomba kebersihan antar dinas/instansi, kelurahan dan desa.

Menurut Amir Kiat,SH, bahwa pelaksanaan kegiatan/lomba ini akan dimulai pada tanggal 26 Februari – 1 Maret 2009, dan puncak acaranya pada hari Senin 2 Maret 2009 di halaman kantor Bupati Poso

Senin, 23 Februari 2009

PENUTUPAN DIKLATSAR POL PP ANGKATAN I 2009


Pelaksanaan Diklatsar Polisi Pamong Praja Angkatan I Tahun 2009 yang berlangsung di Aula SKB Kasiguncu, Kelurahan Poso Pesisir, resmi ditutup Bupati Poso Drs. Piet Inkiriwang,MM diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Drs. Amdjad Lawasa,MM, Jumat 13 Februari 2009.
Kegiatan yang merupakan program dari Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Poso dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan dan kesamaptaan bagi para siswa/anggotanya ini, merupakan proses kegiatan pembelajaran bagi anggota Satpol PP baik dari segi fisik maupun mental.
Ketua Panitia Yudi Iswanto Saudo,SE, dalam laporannya menyampaikan, kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih sebulan, sejak 19 Januari 2009 ini mengikutsertakan 53 orang siswa pada pendidikan dan pelatihan dasar Polisi Pamong Praja (Diklatsar Pol PP). Disamping itu, pada pelaksanaan ini juga para peserta sampai dengan acara penutupan dalam keadaan sehat walafiat.
Olehnya, ia berharap agar kedepan pendidikan dan pelatihan dasar pol pp nanti bisa terus terlaksana melalui dukungan Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Poso, sehingga dapat menciptakan kader polisi pamong praja yang handal dan propesional dalam menopang strategi pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan peraturan daerah di Kabupaten Poso.
Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Drs. Amdjad Lawasa,MM mewakili Bupati Poso dalam sambutannya, mengatakan, pelaksanaan Diklatsar ini merupakan bentuk penerapan kedisiplinan dan tanggung jawab bagi anggota pol pp, serta membantu tugas-tugas pemerintah dalam menjalankan perda sebagaimana tugasnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Sehingga apa yang telah didapatkan selama mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, bisa diterapkan saat kita menjalankan tugas sebagaimana yang kita dapatkan saat pendidikan karena aparat polisi pamong praja sebagai contoh dan teladan bagi masyarakat .
Harapannya, agar polisi pamong praja bisa membawa perubahan terhadap sikap dan tindak tanduknya dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai aparat sipil, sehingga kita kedepan saat menjalan tugas bisa terlaksana dengan lancar tanpa melalui hambatan. “Apalagi nantinya kita akan menghadapi pesta demokrasi, yang tentunya polisi pamong praja diharapkan mampu membina kerjasama dengan aparat kepolisian maupun TNI untuk mengawal dan menjaga pelaksanaan pemilihan umum agar tetap berjalan tertib dan sukses,” tutup Sekab saat memberikan sambutannya pada Penutupan Diklatsar Pol PP Angkatan I tahun 2009.
Penutupan kegiatan yang dihadiri Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Ruddy R.Rompas,SH, Dandim 1307 Poso Letkol Inf Suwanto,SIp, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Drs. Hendrik Tauro, Kabag Umum dan Perlengkapan, unsur Polri/TNI, serta para anggota Polisi Pamong Praja dan tamu undangan, dilaksanakannya pula perhargaan bagi 10 siswa diklatsar polisi pamong praja melalui penilaian selama pelatihan yaitu kecerdasan sikap, penampilan dan kerapian, mental dan fisik, semangat dan kepribadian, tanggungjawab, respek dan loyalitas.

GUBERNUR SULTENG HB PALIUDJU MENGUKUHKAN PANITIA STQ TINGKAT PROPINSI DI POSO


Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju mengukuhkan sebanyak 210 Panitia Penyelenggara Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang ke XX Tahun 2009 di Poso. Pengukuhan tersebut berlangsung khidmat di Gedung Torulemba Rujab Bupati Poso Sabtu, 14/02/209 disaksikan Kepala Kantor Departemen Agama Provinsi Sulawesi Tengah, para Pejabat dilingkungan Pemprov Sulawesi Tengah, Muspida Kabupaten Poso, Kakandepag Poso, Para pejabat dilingkungan Pemda Kabupaten Poso serta para tamu undangan lainnya.
Dalam Sambutannya, Bupati Poso Drs. Piet Inkiriwang, MM menyampaikan terimakasih kepada gubernur atas kepercayaan yang diberikan kepada Kabupaten Poso untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraa event keagamaan dua tahunan ini.
Olehnya itu, Piet berjanji akan mensukseskan pelaksanaan STQ ini dan menjadi tuan rumah yang baik bersama seluruh panitia penyelenggara, sehingga memberikan bukti dan citra yang postif terhadap dunia luar bahwa Kabupaten Poso tidaklah yang seperti diberitakan selama ini.
Gubernur Paliudju dalam sambutannya juga menyinggung tentang semakin kondusifnya Kabupaten Poso, dengan ditandai berbagai perayaan keagamaan telah berlangsung dengan damai dan sukses seperti Pawai Takbiran lebaran, perayaan lebaran dan perayaan Natal serta telah dua kali diselenggarakan Festipal Danau Poso. Keberhasilan pelaksanaan Moment-momen seperti itu memberikan indikasi bahwa Kabupaten Poso telah Pulih benar dari konflik masa lalu. Sehingga semua kegiatan yang telah dilaksanakan baik bertaraf local poso maupun berskala Provinsi Sulawesi Tengah tersebut telah sukses dilaksanakan. Sehingga hal ini menjadi pertimbangan untuk menetapkan Kabupaten Poso layak untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara STQ ke XX tahun 2009 pada bulan mei mendatang.
Oleh karena itu Gubernur mengharapkan kepada Panitia yang baru saja dilantik agar bekerja keras dan mempersiapkan segala sesuatunya dalam mensukseskan STQ tingkat Provinsi ini.
Disamping itu, lanjut sambutan gubernur moment STQ diharapkan menjadi momen yang strategis dalam membangun silahturrahmi antara kita semua masyarakat Sulawesi Tengah khususnya masyarakat Kabupaten Poso, Karena event ini merupakan event yang bernuansa religius dan merupakan wujud dari pembinaan moralitas dan akhlak yang baik menuju terciptanya masyarakat Sulawesi Tengah yang damai, sejahtera lahir dan batin.
Menutup sambutanya Gubernur meminta kepada para pengurus yang baru dilantik agar benar-benar melaksanakan beban tanggungjawab yang diberikan dalam mengabdi mensukseskan pelaksanaan STQ XX ini.

Minggu, 22 Februari 2009

PEMBANGUAN KOTA TERPADU MANDIRI LORE SESUAI REGULASI

Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Lore Sesuai Regulasi

Ada empat lokasi rencana pembangunan kota terpadu mandiri (KTM) di seluruh Indonesia, salah satunya di propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso tepatnya di Kecamatan Lore Peore. Rencana pembangunan KTM di Peore akan terus ditindak lanjuti, dengan pertimbangan beberapa hal. Indicator pertama, kawasan ini tidak masuk pada kawasan Taman nasional Lore Lindu. Kedua, di beberapa lokasi yang ada diwilayah Lore sudah terdapat UPT-UPT transmigrasi seperti Tamadue, Mekarsari, Kaduwa’a, dan Talabosa. Ketiga, Pembangunan KTM berada di dataran padang rumput yang notebene tidak ada hutan lindung atau pepohonan. Demikian dikatakan Kabag Humas Pemda Poso Amir Kiat, SH. Hal ini juga menjelaskan dan menjawab terkait pernyataan yang mengatakan bahwa pembagunan KTM di Lore melanggar regulasi.

Di sisi lain menurut, Amir, bahwa sudah beberapa kali dari team mengadakan sosialisasi yang diawali Dirjen Penyiapan Lahan dan Penempatan Transmigrasi Departemen Nakertrans RI, DR. Harry HS beberapa bulan lalu yang diterima secara resmi, baik oleh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa, kecamatan, pemda Poso, pemda propinsi Sulteng di Ibukota Kecamatan Lore Peore, Watutau.

Dibutuhkan lahan 30 ribu Ha sebagai pendukung perekonomian bagi masyarakat sebagai transmigran, terutama masyarakat lokal dari jumlah keseluruhan 9 ribu KK. Dengan ada KTM akan terbuka perekonomian, transportasi, tenaga kerja, serta sektor lainnya.

Program KTM ini merupakan program pusat untuk kesejahteraan masyarakat. Tidak ada program pemerintah yang merugikan masyarakat. “Untuk itu marilah kita dukung program kota mandiri ini” demikian amir menutup wawancaranya.

REALISASI DAK POSO SUDAH 99 PERSEN

Realisasi DAK Poso Sudah 99 Persen
POSO-MI : Realisasi dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2008 Kabupaten Poso, Sulawesi tengah khusus pengadaan buku bacaan, computer dan multimedia atau alat peraga telah mencapai 99 persen dari 53 sekolah dasar (SD) yang mendapat kucuran DAK. Dimana, satu SD memperoleh Rp 90 juta. Dari 53 SD tersebut, tinggal satu SD Desa Tambara, Kecamatan Poso Pesisir Utara yang hingga kini belum selesai pengadaan bahan-bahan tersebut.
Hal ini diakui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Poso Sudir Losina, Jumat (20/2). Menurutnya, 52 SD telah 100 persen selesai tinggal satu SD yang baru 70 persen rampung pengadaan bahan-bahan sekolah tersebut. Pihaknya telah mengingatkan pihak pekerja untuk segera menyelesaikan pekerjaanya. Hingga kini, pihaknya masih menahan dana tahab tiga karena pekerjaan belum diselesaikan. “kami minta pihak pekerja untuk menyelesaikan dulu pekerjaanya, baru dana tahab tiga kami cairkan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk tahun 2009 ini. Pemda Poso, memperoleh DAK sebesar Rp 31 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan sarana fisik untuk 134 SD di Poso. Dari Rp 31 miliar sebanyak Rp 28 miliar bantuan dari pemerintah pusat sementara sisanya diambil dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
Sudir mengingatkan kepada setiap SD untuk tidak tergesa-gesa mengambil mitra kerja sebelum turun petunjuk teknis (Juknis) dari pemerintah pusat. Ini untuk menghindari tekanan dari mitra kerja karena pengalaman pengelolaan dana DAK sebelumnya banyak kepala sekolah yang mengalami tekanan dari mitra kerja karena terlanjur menjanjikan pekerjaan pengelolaan dana DAK tersebut.

PEMBANGUNAN KOTA TERPADU MANDIRI LORE SESUAI REGULASI

Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Lore Sesuai Regulasi

Ada empat lokasi rencana pembangunan kota terpadu mandiri (KTM) di seluruh Indonesia, salah satunya di propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso tepatnya di Kecamatan Lore Peore. Rencana pembangunan KTM di Peore akan terus ditindak lanjuti, dengan pertimbangan beberapa hal. Indicator pertama, kawasan ini tidak masuk pada kawasan Taman nasional Lore Lindu. Kedua, di beberapa lokasi yang ada diwilayah Lore sudah terdapat UPT-UPT transmigrasi seperti Tamadue, Mekarsari, Kaduwa’a, dan Talabosa. Ketiga, Pembangunan KTM berada di dataran padang rumput yang notebene tidak ada hutan lindung atau pepohonan. Demikian dikatakan Kabag Humas Pemda Poso Amir Kiat, SH. Hal ini juga menjelaskan dan menjawab terkait pernyataan yang mengatakan bahwa pembagunan KTM di Lore melanggar regulasi.

Di sisi lain menurut, Amir, bahwa sudah beberapa kali dari team mengadakan sosialisasi yang diawali Dirjen Penyiapan Lahan dan Penempatan Transmigrasi Departemen Nakertrans RI, DR. Harry HS beberapa bulan lalu yang diterima secara resmi, baik oleh masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa, kecamatan, pemda Poso, pemda propinsi Sulteng di Ibukota Kecamatan Lore Peore, Watutau.

Dibutuhkan lahan 30 ribu Ha sebagai pendukung perekonomian bagi masyarakat sebagai transmigran, terutama masyarakat lokal dari jumlah keseluruhan 9 ribu KK. Dengan ada KTM akan terbuka perekonomian, transportasi, tenaga kerja, serta sektor lainnya.

Program KTM ini merupakan program pusat untuk kesejahteraan masyarakat. Tidak ada program pemerintah yang merugikan masyarakat. “Untuk itu marilah kita dukung program kota mandiri ini” demikian amir menutup wawancaranya.

Selasa, 17 Februari 2009

AGENDA PEMDA POSO MINGGU KE-4 BULAN FEBUARI 2009

AGENDA PEMDA POSO MINGGU KE-4 BULAN FEBUARI 2009

Selasa 17 Februari 2009

-Rapat Koordinasi Persiapan Kampanye Rapat Umum Pemilu 2009 di Ruang Rapat

Bupati Jam 09.00 Wita

-Pengembangan Pelatihan Petugas Lapangan pendataan Usaha Tani 2009 di Hotel Bambu

Jaya Jam 09.00 Wita

Rabu 18 Februari 2009

-Pertemuan Simpul di Ruang Pertemuan LPMS Poso Jam 08.00 Wita

Kamis, 12 Februari 2009

AGENDA PEMDA POSO MINGGU KE-3 BULAN FEB 09

AGENDA PEMDA MINGGU INI

Jumat 13 Februari 09
-Pembukaaan Sidang Klasis Bagian Timur I (Gereja Toraja) di Desa Meko Pamona Barat
-Sosialisasi Pagu Raskin 2009 di Ruang Pogombo Setdakab Poso
-Penutupan Diklat I POl PP di SKB Kasiguncu


Sabtu 14 Februari 2009
-Pembukaan OFF ROAD di kelurahan Moengko Lama 08.30 Wita
-Pengukuhan Panitia Perayaan STQ Se-Sulawesi Tengah Di Torulemba Oleh Gubernur Sulteng

SEKAB POSO LANTIK 622 PEJABAT ESELON IV


SEKAB POSO LANTIK 622 PEJABAT ESELON IV DI LINGKUNGAN PEMDA POSO

Sekretaris Daerah Kabupaten Poso Drs, Amdjad Lawasa MM atas nama Bupati Poso Drs, Piet Inkiriwang, MM melantik dan mengambil sumpah 622 Pejabat Struktural Eselon IV di Lingkungan Pemda Kabupaten Poso yang berlangsung secara sederhana di Halaman Kantor Bupati Poso Kamis, 12 Februari 2009. Turut hadir menyaksikan pelantikan tersebut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Poso Herry M Sarumpaet, SMHk, Para Muspida Kabupaten Poso, Rektor Unsimar Lefran Mango, SE, MSi, Ketua Panwas Kabupaten Poso Sapruni, S.Sos, para Asisiten Setdakab. Poso, Kepala Inspektorat Anton Tadjongga, S.Sos, para Kadis, Kepala Badan, Kepala Kantor dan Kabag dilingkungan Pemda Kabupaten Poso.
Dalam sambutan tertulis Bupati yang dibacakan Sekab mengatakan bahwa pelantikan ini merupakan kelanjutan dari pemberlakuan Peraturasn Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah yang secara otomatis terjadinya reorganisasi secara keseluruhan dilingkungan pemerintah daerah kabupaten poso. Dalam PP tersebut dijelaskan beberapa perangkat daerah yaitu yang menangani fungsi pengawasan, kepegawaian, rumah sakit dan keuangan mengingat tugas dan fungsinya merupakan amanat perundang-undangan, maka perangkat daerah tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Lanjut sambutan tertulis bupati, olehnya itu berbagai perubahan sebagai konsekuensi penataan organisasi perangkat daerah perlu disikapi secara proporsional sehingga perubahan ini akan menjadikan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan akan lebih efektif dan efisien. Karenanya pelantikan itu suatu bentuk pemberian kepercayaan serta amanat dari pemerintah dan masyrakat, kepada seseorang yang dianggap pantas dan memenuhi berbagai criteria, serta persyaratan yang telah ditetapkan sesuai aturan yang berlaku.
Bupati juga mengharapkan agar kondisi aparatur dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat harus bersikap bersih dan berwibawa, bekerja efisien, efektif dan disiplin, dapat mengayomi, dan menjadi tauladan, berprestasi, dedikasi serta loyalitas yang tinggi mewujudkan pelayanan prima.
Menutup sambutan tertulis bupati Piet yang dibacakan Sekab Amdjad meminta agar tetap menjaga netralitas PNS dalam mensukseskan pelaksanaa pesta demokrasi yang tinggal beberapa bulan lagi.
12 Februari 2009

HUT KABUPATEN POSO YANG KE-114 AKAN DIPERINGATI

HUT KABUPATEN POSO YANG KE-114 AKAN
DIPERINGATI SECARA SEDERHANA

Rapat Persiapan dalam rangka HUT Kota Poso yang ke 114 Tanggal 1 Maret 2009 berlangsung diruang Pogombo Kantor Bupati Poso Rabu, 4/02/2009 dipimpin langsung 3 Asisten Setdakab. Poso, Asisten Pemerintahan, Asisten Ekonomi Pembangunan dan Asisten Administrasi Umum serta diikuti seluruh Kepala SKPD Kabupaten Poso.
Dalam keterangan Persnya Kabag Humas yang juga jubir Pemda Poso Amir Kiat, SH menjelaskan bahwa moment perayaan Hut ke-114 ini diharapkan akan merubah wajah Kota Poso menjadi kota kabupaten yang berpredikat ( K3 ) Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban. Selain itu perayaan Hut kota Poso juga dalam rangka menyongsong Pelaksanaan STQ Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang di pusatkan di Kabupaten Poso pada bulan April mendatang.
Lanjut Kabag Humas, adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangkaian Hut ini adalah antara lain Bakti Soisal di Rumah Sakit, di Pasar dan di Terminal. Perlombaan K3 antar Kecamatan dan Kelurahan serta antar Instansi. Pertandingan Olah-raga, Lomba gerak jalan, acara kesenian dan lain-lain yang dilaksanakan secara sederhana tapi memiliki hikmah yang besar. Karena bagaimanapun Kota Poso adalah Kota Tua yang letaknya sangat strategis dijantung lintas Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Utara dan Selatan serta kota kota lain disekitar Pulau Sulawesi.
Olehnya itu kepada seluruh masyarakat Poso terutama ditiga kecamatan, Poso Kota, Poso Kota Utara dan Poso Kota Selatan diharapkan untuk turut serta mengambil bagian bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Poso dalam menyambut ulang tahun Kota Poso yang ke-114 ini dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar, serta menjaga keamanan dan ketertiban Bumi Sintuwu Maroso. Sehingga makna memperingati HUT ini bukan semata-mata dijadikan acara seremonial belaka.
“ Dengan demikian kebersamaan yang tercipta dan semakin kokoh antara Pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Poso melalui berbagai moment yang diagendakan akan mendorong terwujudnya pembangunan yang adil dan merata serta menciptakan masyarakat yang makmur dan sejahtera dimasa yang kan dating,” ungkap jubir pemda poso tersebut menutup keterangan persnya

STIAI POSO BAKAL BERDIRI DI POSO


STIAI POSO BAKAL BERDIRI

STIAI POSO BAKAL BERDIRI
Departemen Agama (Depag Poso) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab. Poso) akan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STIAI) di Kabuapten Poso. Direncanakan STIAI Poso akan dibuka dan beroperasi pada tahun ajaran ini. Makanya guna merealisasikan pendirian STIAI Poso, Bupati Poso Drs, Piet Inkiriwang, MM kemarin menemui Menteri Agama (Menag) RI Maftuh Basyumi di Jakarta. Kedatangan Bupati tersebut dalam rangka melapor sekaligus meminta izin pendirian STIAI Poso.
Kabag Humas Setdakab. Poso Amir Kiat, SH yang dihubungi via ponselnya, mengatakan saat bertandang di kediaman Maftuh Basyumi , bupati Piet didampingi Kakandepag Poso Nasrudin L Midu. “Rencana mendirikan STIAI Poso direspon positif oleh menteri Agama,” jelas Amir Kiat yang saat itu juga ikut mendampingi Piet dan Nasrudin.
Kata Amir, Menteri Agama menyambut positif pendirian STIAI di Poso. “Pak menteri berjanji akan menandatangani izin secepatnya,” urai Amir.
Lanjut Amir menjelaskan, STIAI Poso hanya membuka dua jurusan yaitu Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) dan Syariah. Mengingat belum memiliki gedung sendiri, maka untuk sementara aktivitas perkuliahan akan dilaksanakan di SMPN 6 Kayamanya, Poso Kota.
Amir juga menjelaskan Menag Maftuh Basyuni sempat menanyakan latar belakang mendirikan STIAI Poso. Saat itu Bupati Piet menjawab bahwa rencana mendirikan STIAI Poso sudah mendapat restu dan sokongan semua elemen masyarakat.Termasuk dukungan Pemkab Poso, Universitas Sintuwu Maroso Poso, Tokoh Agama, dan lembaga-lembaga lainnya. “Semua elemen masyarakat dan lembaga terkait mendukung pendirian STIAI di Poso. Ini buykti nyata bahwa Poso telah benar-benar aman dan kondusif,” tutur Amir meniru ucapan Bupati Piet ke menteri Maftuh Basyumi.
Bahkan, menurut Amir, Depag Poso menyatakan pendirian STIAI Poso sudah mendapat dukungan dari sekolah-sekolah keagamaan di Kabupaten Poso. Sekian……
( Demikian Berita yang dilansir dari Media Radar Sulteng edisi 9 Februari 2009)

Sejarah Poso


Kabupaten Poso
Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 24.197 km² dan berpenduduk sebanyak 132.032 jiwa (2000). Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Poso.
Sejarah
Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una, dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.
Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni : Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Raja Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk dibawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala), dan khusus wilayah bagian Timur yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.
Sejak Tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.
Terbagi Dua
Pada 1918 seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang sekarang telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun Pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan adat Kerajaan (hukum adat).
Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.
Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk yang meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibuk otanya Poso, yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van PoltselykBestuure (HPB).
Distrik Sulawesi Tengah
Ketiga Onderafdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik yakni :
Onderafdeeling Poso, meliputi:Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una Una berkedudukan di Ampana.
Onderafdeeling Bungku dan Mori meliputi : Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
Onderafdeeling Luwuk meliputi : Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
Onderafdeeling Donggala
Onderafdeeling Palu
Onderafdeeling Toli Toli
Onderafdeeling Parigi
Kemudian pada tahun 1949 setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.
Daerah Otonom
Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan perjuangan rakyat Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 thn 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onderafdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan Ibukotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onderafdeeling Donggala, Palu, Parigi, dan Toli Toli dengan Ibukotanya Palu.
Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Thn 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah Kabupaten yakni : Kabupaten Poso dengan Ibukotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan Ibukotanya Luwuk.
Kepala daerah
Bupati Kepala Daerah yang pernah memerintah di Kabupaten Poso:
R. Pusadan (1948-1952)
Abdul Latif Dg. Masiki (1952-1954)
Alimoeddin Dg. Matiro (1954-1956)
Djafar Lapasere (1956-1957)
S.Kabo (1957-1959)
A. Wahab (1959-1960)
Ngitung (1960-1962)
Drs. B.L Sallata (1962-1966)
Drs. Galib Lasahido (1967-1973)
Drs. R.P.M Koeswandi (1973-1984)
Soegiono (1984-1988)
Drs. J.W Sarapang (1988-1989)
Arief Patanga (1989-1999)
Drs. H. Abdul Muin Pusadan (1999-2004)
Andi Azikin Sayuti (2004-2005)
Drs. Piet Ingkiriwang (2005 - sekarang)